Selasa, 22 Juli 2008

... perempuan oh perempuan ...

… Perempuan oh Perempuan …

Perempuan selalu identik dengan kelemah lembutan dan keindahan. Makhluk Allah yang paling cantik (pake istilah Ahmad Dhani, cuma aku lebih suka menggunakan kata Cantik daripada Seksi). Tapi kalo liat adegan yang di tayangkan di salah satu stasiun tv tadi pagi, rasanya semua image itu jadi ga kepake lagi. Gimana engga, di acara itu di tayangkan rekaman video dari hp yang menunjukan perkelahian 2 perempuan, yang di atas aku tulis identik dengan kelemah lembutan dan keindahan.

Adegan mengerikan terekam dengan baik disitu. Nggak cuma saling jambak, tapi mereka juga saling menjatuhkan lawannya dengan menendang bagian vital dan menonjok perut. Duuuuuh… rasanya nggak percaya kalo yang sedang berkelahi itu adalah 2 orang perempuan. Gimana engga ! Suatu pemandangan yang lazimnya di lakukan oleh laki - laki, kali ini di lakukan oleh perempuan ! Brutal dan sadis !

Apakah ini efek dari emansipasi yang coba di perjuangkan oleh seorang Kartini ? Wah, kebayang … wanita mulia itu pasti akan sangat sedih melihat kondisi yang ada ini. Emansipasi yang coba di perjuangkannya bukan untuk membuat para perempuan menjadi brutal dan sok jago seperti itu. Beliau ingin perempuan mendapat kesempatan yang sama untuk maju dalam pendidikan, tanpa harus mengingkari kodratnya. Atau menyaingi laki - laki.

Aku nggak ngerti, buat apa siy menunjukan kalo kita jago berantem, trus dengan bangga petantang petenteng kaya jagoan tengil. Banyak loh perempuan - perempuan perkasa yang lebih jago dari sekedar berkelahi di pinggir jalan, di tonton orang banyak, di sorakin dan di biarin aja saling baku hantam tanpa ada yang berminat untuk melerai. Kalo kaya gitu aja siy nggak beda dengan para preman pasar yang sok jago. Perempuan - perempuan perkasa itu justru punya segudang prestasi yang mengharumkan nama bangsa ini. Kemampuan bela dirinya nggak di pake untuk berantem nggak tentu arah, tapi sekedar untuk bela diri dan meraih prestasi di ajang kompetisi.

Sabtu, 14 Juni 2008

... Apa adanya ajalah ...

Wah … sekarang banyak banget ya orang yang rambutnya pirang, ngga cuma buie aja yang pirang, orang Indonesia juga sekarang banyak yang pirang. Tapi jujur kalo liat wajah Indonesia yang kulitnya sawo matang atau kalopun putih kuning langsat, jadi agak aneh aja liat rambutnya pirang. Kumel kaya yang nggak mandi … hehehe …

Sang Creator udah ngepasin mana yang cocok buat kita. Dengan kulit yang sawo matang, cocoknya rambut kita ya warnanya hitam. Kalo mereka yang kulitnya putih emang darisananya rambut pirang. Tapi buat yang di rekayasa banyakan nggak cocoknya.

Sekarang apa sih yang nggak bisa di rubah …

Rambut bisa di pirangin, gigi yang nggak rata bisa di ratain, mata bisa jadi biru, kuning, hijau dengan contact lens (halah…), badan yang gendut bisa di sedot lemak dan jadi kurus. Semua bisa di ‘permak’ abis. Apalagi kalo mau merogoh kocek lebih dalam lagi, dengan operasi plastik, hidung bisa lebih mancung, bibir jadi sexy, dagu tambah panjang dan apa aja sesuai kemauan kita. Alhasil kita menjelma menjadi orang lain, yang sama sekali baru. (haaaah ??)

Tapi penampilan baru ga jarang bikin kita jadi orang yang aneh. Mungkin karena ga sesuai dengan raut wajah kali ya. Karena gimana pun juga ALLAH sang CREATOR sudah mendesign sedemikian rupa, mulai dari wajah sampai ke tubuh. Jadi kalo di rubah - rubah jelas keliatan aneh.

Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan bentuk dilengkapi dengan akal budi yang membuatnya semakin sempurna. Ga ada lagi yang perlu di perbaiki atau di rubah sebenarnya. Cuma manusia di beri nafsu sehingga ketidak puasan menjadi alasan merubah ciptaanNya. Apalagi ketika berinteraksi dengan teman atau komunitas tertentu, juga media informasi yang terus berkembang, kadang ada kecenderungan untuk saling mempengaruhi. Obrolan tentang trend busana, gaya hidup mempengaruhi cara pandang tentang ciptaanNya. Akhirnya pengen punya rambut pirang, hidung mancung dan semua yang ga kita punya.

Ngikutin trend ga ada habisnya, liat apa yang dimiliki orang yang kebetulan ga kita punya juga bikin cape. Jadi… Yaudah lah apa adanya aja. Apa yang kita miliki pastilah yang terbaik yang ALLAH kasih untuk kita. Kenapa ga banyakin aja rasa syukur kita biar apa yang sudah ada pada diri ini bisa menjadi kebaikan buat diri dan orang lain.

Daripada pusing pengen ganti warna rambut yang lebih banyak ga cocoknya dengan wajah kita, mendingan pandangi dan syukuri warna rambut yang udah kita punya … Syukuri segala sesuatu yang sudah ALLAH beri, dan jaga amanah itu dengan sebaik - baiknya. Karena sebenarnya tubuh ini juga pinjaman. Kita ga bisa seenaknya mengganti dan merubah apa yang di pinjamkan ALLAH untuk kita. Coba aja kalo kita meminjam sesuatu pada seseorang lalu barang itu di rubah atau di ganti sesuka kita, kira - kira apa sih yang kita rasain ? Pasti marah dan kecewa kan ? Udah di pinjemin eh …. malah di rubah - rubah bahkan di ganti tanpa ijin… Walaupun sifat ALLAH tidak bisa disamakan dengan manusia, tapi kita sudah dengan lancang mengganti apa yang sudah DIA ciptakan. Seolah menggugat apa yang sudah sedemikian sempurna Dia ciptakan.

Minggu, 01 Juni 2008

... Kita Bilang Mereka "Cacat" ...



SEPOTONG KAKI, SEJUTA HARAPAN Itu adalah topik dari salah satu episode Kick Andy yang ditayangkan di Metrotv. Aku suka banget acara ini. Banyak hikmah dibalik cerita - cerita yang di tayangkan. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari apa yang mereka alami. Termasuk topik diatas ini. Kita sering memberi label "cacat" bagi saudara kita yang kebetulan di beri keterbatasan dalam bentuk tubuh atau psikis. Kita bilang mereka "cacat". Padahal menurutku nggak ada satupun ciptaanNya yang cacat. Itu hanya ungkapan manusia yang merasa dirinya lebih sempurna. Padahal bisa jadi mereka yang kita sebut cacat justru lebih sempurna dari kita yang merasa sempurna. Contohnya apa yang dialami oleh Bpk. Sugeng Siswoyudhono, seorang bapak yang kehilangan kakinya karena kecelakaan. Bukannya menangisi nasib dan terpuruk dalam keputus asaan, beliau justru terinspirasi untuk membuat kaki palsu, agar bisa membantu saudara - saudaranya yang senasib. Semangatnya yang luar biasa dalam menghadapi hidup menjadi inspirasi positif bagi banyak orang yang nasibnya serupa. Kisah Sugeng di Kick Andy telah menularkan banyak semangat bagi pemirsanya. Subhanallah... Allah mengganti sebuah musibah dengan seribu hikmah dan nikmat. Tidak hanya bagi pak Sugeng namun juga bagi banyak orang yang kebetulan mengalami hal serupa. "Dengan kaki palsu sedikitnya ada tiga kebangkitan yang akan terjadi pada penyandang cacat kaki, yakni kebangkitan fisik, kebangkitan ekonomi, dan kebangkitan jiwa yang mandiri. " begitu komentar yang disampaikan oleh menristek Kusmayanto Kadiman yang sengaja di undang dalam acara tersebut.


Seringkali kita memandang sebelah mata pada mereka yang kita bilang "cacat" dengan pandangan cemooh dan meremehkan. Kita pikir, kita mampu berbuat lebih banyak dari mereka karena kesempurnaan (yang kita pikir) kita miliki. Padahal bisa jadi mereka memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan kita yang merasa sempurna ini. Contoh diatas salah satunya. Ludwig Von Beethoven, yang menjadi tuli disaat usianya yang ke 30, sempat merasa terpukul dengan keadaannya. Namun kekurangannya tak mampu membuatnya terpuruk dan berhenti menulis komposisi lagu yang sangat indah. Sampai akhir hayatnya dia tetap produktif. Itu adalah contoh kecil dari orang - orang yang mendapat label " cacat " dari kita yang merasa sempurna.

Mereka yang "cacat" tidak pernah minta di lahirkan dalam kondisi demikian. Keadaan tersebut sebenarnya menjadi sebuah pelajaran berharga yang ingin Allah sampaikan pada kita. Mampukah si "cacat" tetap bersyukur dengan keadaan yang dimilikinya ? dan bagi kita yang dilahirkan dengan normal mestinya bisa lebih bersyukur lagi di lahirkan dengan keadaan yang jauh lebih baik. Rasa syukur itu bisa kita wujudkan dengan memaksimalkan potensi diri untuk berbuat baik kepada sesama, dan membantu mereka yang memiliki keterbatasan itu. Bukan justru mengolok - olok dan menganggap remeh mereka. Karena bisa jadi mereka jauh lebih baik dari kita.

Contoh lainnya yang kebetulan sangat aku kenal adalah Romi.
Seorang penjaga masjid di Daarut Tauhid yang kini berjualan aneka barang di depan Swalayan. Sosok Romi memang sangat luar biasa, kedua kaki dan tangannya tak sempurna. Bicarapun ia sangat kesulitan, dan tentunya menjadi sangat sulit di mengerti. Setiap kali berjalan ia harus bersusah payah menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh.Tapi bagiku, Romi adalah sosok yang sangat luar biasa. Awalnya kekurangan itu membuatnya terpukul. Merasa dirinya berbeda dari yang lain, membuat Romi memilih menjadi peminta - minta di kampung halamannya Solok, Sumatra Barat. Namun tausiyah - tausiyah Aa Gym menyentuh hatinya. Ia memberanikan diri untuk merantau ke Bandung dan menetap di Daarut Tauhid. Dari seorang penjaga masjid yang tugasnya merapikan sandal, kini Romi beralih berjualan dengan modal yang di berikan oleh Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid. Ia bangkit dari rasa rendah dirinya dan kini justru menjadi sosok yang sangat luar biasa bagi para santri. Semangat pantang menyerah dan enggan menjadi beban, membuat Romi menjadi kesayangan pimpinan Pesantren Daarut Tauhid. Romi sering di jadikan contoh dimana keterbatasan bukanlah alasan membuat kita menjadi malas berusaha.Tekadnya untuk mandiri dan menjadi enterpreneur seperti sang idola membuatnya bersemangat dalam berjualan. Bahkan ia sudah mampu berangkat umrah dengan uang tabungannya sendiri. Romi telah mengajarkan kita bahwa keterbatasan bukan penghalang. Justru sebaliknya keterbatasan itu membuktikan bahwa kita tetap dapat melakukan sesuatu sama baiknya dengan mereka yang di takdirkan normal.


Jadi kalau mereka yang kita bilang "cacat" mampu berbuat banyak dan berbagi, harusnya kita yang "tidak cacat" ini bisa lebih baik lagi dari mereka. Berbuat lebih banyak bagi saudara - saudara yang lain, berbagi, dan lebih bersemangat dalam meraih keberhasilan juga pantang menjadi beban. Buatku sepertinya itulah yang ingin disampaikan Allah kepada kita. Yang "cacat" dengan keterbatasan mereka hendaknya tetap bersyukur, karena yakinlah Allah menyisipkan banyak kelebihan di balik kekurangan itu. Dan sebaliknya kita yang "tidak cacat" ini harus lebih bersyukur lagi dan mau menyadari, dibalik kesempurnaan ini, kita pasti memiliki kekurangan. Dengan demikian yang "cacat" tidak harus merasa rendah, yang " tidak cacat" pun tak perlu merasa tinggi. Allah ingin kita bisa saling menghargai, dan mengisi kekurangan diri dengan menyadari hakikat penciptaan diri ini yang sarat dengan kekurangan di balik kesempurnaan yang Allah beri.

.... Ternyata Indah ya, bila kita mau belajar dari setiap kejadian ....


Rabu, 21 Mei 2008

... Mengambil hikmah di setiap kejadian ...


... Tidak ada satu kejadian di muka bumi ini yang terjadi tanpa ijinNya, dan di balik kejadian tersebut pasti ada pesan yang ingin ALLAH sampaikan pada kita ...

Begitulah kira - kira cara Allah 'berbicara' pada hambaNya. Setiap hari selalu saja ada yang disampaikan Allah pada kita, hanya kita saja yang enggan memperhatikan dan mengambil hikmah.

Tadi pagi, sahabat saya menelpon untuk suatu urusan. Di akhir pembicaraan dia menyampaikan suatu harapan yang sangat dalam maknanya... " Semoga kenaikan harga BBM tidak menimbulkan dampak yang buruk ya."

Kayanya tidak mungkin. Seperti yang kita lihat akhir - akhir ini di media, banyak kejadian yang menyambut kenaikan BBM. Dan semua kejadian itu kejadian yang tidak menyenangkan. Ibu yang meracuni anak - anaknya karena kemiskinan. Demo dimana - mana dan sebagian menggunakan kekerasan untuk menyampaikan aspirasinya.


Duuuuuh .... padahal saya membaca pesan yang lain ...
Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa tiada satu kejadian yang terjadi tanpa ijinNya, krisis inipun terjadi dengan ijinNya. Dan ada pesan yang ingin Allah sampaikan pada kita semua. Pasti Allah tidak semata - mata memberikan krisis ini sebagai ujian. Allah ingin kita berbuat sesuatu, mencoba belajar mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang di berikanNya.

Ada pesan apa di balik krisis yang terjadi kali ini ?

Coba lihat di sekeliling kita. Begitu banyak pengangguran yang terjadi, begitu banyak perut - perut lapar yang menangis minta di isi, begitu banyak anak - anak usia sekolah yang turun ke jalanan. Begitu besar kesenjangan yang terbentang antara si miskin dan si kaya. Mobil mewah semakin memadati jalan, namun anehnya mereka juga yang ikut berteriak ketika harga BBM akan di naikan. Sungguh aneh, mampu membeli mobil mewah namun gelisah masalah bbm. Harusnya itu tak lagi menjadi masalah...

Rumah mewah bertebaran dimana - mana dan laku bak kacang goreng. Mall penuh dengan mereka yang senang menghabiskan rupiahnya dengan kemewahan. Kadang beberapa barang yang di belanjakannya tidak terlalu di perlukan. Namun demi gengsi dan alasan lain toh tetap juga di beli. Lihat juga bagaimana penuhnya resto yang bertebaran dimana - mana, yang murah ataupun mahal di padati pengunjung.

Di tempat yang lain ada seorang Ibu yang meracuni anaknya sendiri karena tak kuat lagi berada dalam kemiskinan. Seorang ayah yang nekad mencuri atau merampok karena tak tau lagi harus dengan apa memberi nafkah bagi
keluarganya. Anak - anak yang di paksa untuk ikut bekerja dan meninggalkan bangku sekolahpun tidak sedikit jumlahnya. Mereka yang terpaksa menahan lapar atau paling beruntung bisa makan sekalipun dengan nasi aking. Lihat juga bayi - bayi yang mengalami gizi buruk. Rasanya saya sudah tidak sanggup lagi memaparkan fakta menyedihkan yang ada di sekeliling kita.

Berapa banyak dari kita peduli ? Berapa banyak dari kita yang kemudian bergerak melakukan sesuatu ? Karena mereka menunggu uluran tangan kita, bukan belas kasihan dan tatapan prihatin. Itu sebenarnya yang ingin Allah sampaikan pada kita. Allah ingin mengingatkan kita, bahwa kita yang di titipi rizki berlebih, kita yang diberi kelebihan dalam segala hal dan kita yang di berikan kesempatan
untuk bisa sekolah tinggi, punya tanggung jawab untuk memikirkan saudara - saudaranya yang kurang beruntung itu.

Tidak hanya sekedar memikirkannya, namun berbuat sesuatu demi kehidupan yang lebih baik bagi mereka. Bukankah Allah menitipkan rizki orang lain di setiap rizki yang kita terima ? Bukannya kita memang wajib mengeluarkan hak orang lain demi keberkahan rizki yang akan kita nikmati ?

Sayang, masih banyak dari kita yang enggan mengeluarkannya. Mereka fikir itu adalah hak dari jerih payah yang sudah mereka lakukan selama ini. Kalau mereka miskin itu tidak lebih dari kesalahan mereka sendiri. Malas, kurang berpendidikan dan tak memiliki kemahiran khusus yang bisa di jual.

Taukah kita bahwa Allah sering menguji kita lewat perantara orang lain ?
Ia ingin tau seberapa besar kita mampu mempertanggung jawabkan amanah yang Dia berikan. Mereka yang miskin, papa, dan kurang berilmu sebenarnya di titipkan Allah pada kita. Mereka adalah tanggung jawab kita. Kita lah yang harus mampu membuat mereka menjadi lebih makmur dan pandai. Bukankah kemiskinan dan kebodohan mendekatkan mereka kepada kekafiran ?

Kejadian - kejadian menyedihkan yang coba saya paparkan diatas, sedikit banyak adalah kontribusi dari kita juga. Kita yang tidak peduli terhadap kesulitan mereka, kita yang tak mau berbuat sesuatu dan kita yang enggan berbagi kebahagiaan dengan mereka, menjadi jalan bagi kematian yang sia - sia tersebut, kejahatan yang mereka lakukan dan kebodohan yang dialami oleh anak - anak tersebut.

Sudah waktunya kita berbuat sesuatu, Allah menurunkan semua kejadian ini bukan tanpa maksud. Allah ingin kita mulai kembali mendekat padaNya dan percaya HANYA padaNya dalam segala hal.Dan pesan utama yang coba Ia sampaikan pada kita adalah kepedulian kita pada sesama. Harta yang berlimpah tidak membuat kita menjadi lebih mulia di hadapanNya bila tidak di keluarkan di jalan Allah. Harta yang berlimpah juga tidak akan kita bawa ketika kita meninggalkan dunia ini. Banyak orang yang sangat mendewakan hartanya, dan enggan berbagi dengan sesamanya.

Bukankah kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kita bisa menjadi jalan rizki bagi orang lain, dan menjadi jalan kebahagiaan bagi orang lain. Mendistribusikan rizki yang Allah beri di jalanNya dan dengan cara yang disukaiNya. Insya Allah akan menjadi rizki yang barakah dan pahala yang luar biasa besar di siapkan Allah untuk menemani kita di kubur nanti, saat kekasih, teman, saudara, orang tua, bahkan harta tak lagi berarti.

... Genggamlah dunia di tanganmu, bukan di hatimu ...

Selamat berbuat dan meraih pahala yang tiada putus.Suatu kebahagiaan yang tak ternilai ketika melihat mereka yang tadinya menangis, kemudian tersenyum. Melihat mereka menjadi pandai dan berprestasi dan membanggakan. Apakah kita tidak ingin mengecap kebahagiaan itu ?











Selasa, 29 April 2008

Budaya Latah ... Uuuuh enggak banget !!


Latah nggak jadi monopoli nenek - nenek. Di dunia ini
semua bisa latah. Liat deh para artis yang sekarang lagi latah, rame - rame pada mencalonkan diri jadi pemimpin. Sebelumnya rame - rame mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Nggak cuma laki - laki, yang perempuan pun ikut meramaikan bursa pemilihan calon anggota dewan. Bahkan para dai pun ikut meramaikan bursa tersebut. Padahal sih kinerjanya bisa di bilang nggak ketauan hasilnya. Mewakili rakyat juga enggak, ada juga mewakili rakyat terkecil kali ya ... Keluarganya ! Ah....

Ada lagi yang latah di bidang yang lain. Goyang dangdut. Awalnya Inul memperkenalkan lekuk tubuhnya dengan gaya ngebornya. Ga jelas apa maksudnya, lalu mewabahlah goyang - goyang yang lain. Goyang gergajinya Dewi Persik, goyang patah - patahnya Anisa Bahar dan yang lain. Semuanya mengumbar aurat dan goyang syahwat. Muncul goyangan lainnya yang nggak kalah heboh. Mengekor kesuksesan Inul. Sayangnya hal itu sangat disukai...

Kayanya budaya latah memang gampang mewabah di Indonesia. Kalau yang satu sukses yang lain lalu berbondong - bondong melakukan hal yang sama. Kaya nggak punya pendirian aja dan bisa di bilang nggak kreatif.

Sekarang latah untuk menduduki jabatan pimpinan daerah. Ketika seorang artis berhasil mendapat dukungan terbanyak dalam pemilihan kepala daerah dan menang, para artis yang lain mengekor kesuksesan tersebut. Berbekal popularitas, bergabung dengan partai besar dan kemudian coba menggalang dukungan ! Saya tidak bisa memahami pola pikir yang demikian. Tanpa mempertimbangkan beban yang harus disandang dan tanggung jawab berat yang harus di pertanggung jawabkan kelak.
Latah yang ini kayanya agak parah bila tidak di pertimbangkan dengan matang, karena menyangkut hidup orang banyak. Menjadi pemimpin bukannya mudah, bukan hanya sekedar bisa atau mampu, tapi harus punya misi dan visi yang jelas, kemampuan managerial yang menunjang, HATI NURANI dan KEBERANIAN melakukan perubahan. Kalau tidak jelas, akan sama saja hasilnya. Akhirnya rakyat kecil lagi yang menjadi korban.

Mengikuti jejak sukses saudara kita tidak dilarang, asal benar, jelas tujuannya dan bermanfaat. Kalau sekedar ikut - ikutan dan pengen cepet ngetop atau sekedar cari popularitas, duh mendingan nggak usah deh. Hasilnya nanti kaya Inul, Dewi Persik yang terus di cekal dimana - mana. Atau para anggota dewan yang terhormat, berakhir di penjara KPK. Nggak enak kan ? Moga - moga aja para kepala daerah pilihan kita yang berasal dari kalangan artis mampu membuktikan kemampuannya mengemban amanah. Moga - moga mereka nggak lupa bahwa tempat mereka sekarang bukan panggung sandiwara tempat mereka berlakon. Berlagak berpihak pada rakyat tapi kenyataannya justru merugikan rakyat.

Udahlah .... daripada latah, mendingan mikirin berbuat sesuatu yang bermanfaat buat orang banyak. Tanpa tujuan mencari sensasi, popularitas, dan kekayaan yang nggak berkah.




Rindu seorang Pemimpin yang Amanah...

Abu Bakar melangkahkan kakinya menuju mimbar Rasulullah saw dengan perasaan malu dan takut. Ketika sampai ke tangga yang berikutnya, ia terdiam sembari gemetar hingga tidak mampu untuk bergerak. Karena ia tidak mampu mengijinkan dirinya untuk naik ke tempat Rasulullah saw.


Ia menghapuskan air mata yang bercucuran dengan tangannya, kemudian menghadap ke arah para hadirin yang berdesak - desakan. Pada saat itu ia telah di bebani dengan tanggung jawab sebagai Khalifah.

Lalu Abu Bakar berkata : " Wahai Saudara - Saudara, aku telah di beri tanggung jawab untuk memimpin kalian dan aku bukanlah orang yang terbaik dari kalian. Jika aku berlaku benar maka bantulah aku. Dan jika aku berlaku salah, maka tolong luruskan aku. Sesungguhnya orang yang lemah menjadi kuat di hadapanku sampai aku dapat mengembalikan haknya kepadanya. Dan orang yang kuat menjadi lemah di hadapanku sampai aku ambil hak orang lain darinya. Taatilah perintahku yang tidak menyalahi perintah ALLAH dan RASUL Nya. Dan Jika aku berbuat maksiat, maka jangan sampai kalian mentaatiku. "

Seorang Abu Bakar yang pada saat pelantikannya justru mengucapkan Innalillahi wa inaillahi rojiun, mengganggap bahwa jabatan yang di embankan di pundaknya adalah sebuah amanah berat. Beliau demikian takut tak mampu mempertanggung jawabkan amanah tersebut kepada sang PEMILIK.

Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana setiap orang berlomba - lomba mencalonkan dirinya menjadi pemimpin. Tidak hanya laki - laki bahkan seorang perempuan pun mendambakan posisi sebagai pemimpin. Bahkan sekarang artispun berlomba - lomba mencalonkan diri dan merasa pantas serta memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Menjadi bupati, walikota sampai presiden. Bahkan lingkup kecil di perusahaan orang berlomba - lomba mendapatkan jabatan strategis. Tanpa memperhatikan beban yang harus di pikul, sepertinya hanya melihat fasilitas yang di janjikan, nama besar, di hormati dan masuk kedalam kalangan high class.

Apalagi bila sang calon pemimpin adalah orang yang punya nama dan sudah menjadi publik figur. Tinggal menggalang masa untuk mendapat dukungan. Duuuuh ... bukankah tanggung jawab menjadi seorang pemimpin sangatlah berat ? Bahkan orang sekaliber Abu Bakar yang langsung berada di bawah bimbingan Rasulullahpun gentar ketika di daulat menjadi Khalifah ! Rasulullah saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, " Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika di beri karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika di tugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan di tolong mengatasinya. " (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi nggak salah kalau sekarang banyak pemimpin yang mengalami banyak kesulitan dalam mengelola kepemimpinannya, bagaimana Allah mau menolongnya kalau mendapatkan nya saja dengan cara yang tidak disukai Allah.

Kalau membaca riwayat kepemimpinan para sahabat, duuuuuh.... rasanya rindu punya pemimpin seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab atau Umar bin Abdul Aziz. Pemimpin yang amanah, sayang pada rakyatnya dan sangat dekat dengan ALLAH.

Ingatkah bagaimana seorang Khalifah bernama Umar Ibn Khathab tidak tidur di malam hari hanya untuk memastikan rakyatnya tidak ada yang kelaparan dan kedinginan? Beliau rela berkeliling untuk memastikan semua rakyatnya baik - baik saja. Tidak canggung sedikitpun memanggul gandum untuk keluarga miskin yang kelaparan, bahkan memasakan gandumnya untuk anak - anak yang lapar. Bersedia membantu seorang nenek memerah susu kambingnya. Dan tidak juga merasa rendah ketika beliau beristirahat di bawah sebuah pohon kurma.

Sungguh kerinduan yang tiada tara ketika mengingat itu semua. Adakah pemimpin zuhud seperti beliau ? Tanpa baju kebesaran, tanpa singgasana, tanpa kemewahan apapun, namun sungguh semua ketiadaan itu tak mengurangi kemuliaan di mata rakyatnya terutama di mata ALLAH. Lihat para pemimpin sekarang ! Dengan fasilitas yang serba mewah, berdalih memikirkan nasib rakyatnya. Bagaimana mungkin memikirkan rakyat di hotel mewah, makan makanan mahal, dengan fasilitas yang serba mahal pula. Ironis !

Seorang Ahmadinejad, pemimpin negara Iran. Tampil layaknya Umar di zaman ini. Berani, zuhud, wara' dan saleh. Berkantor di apartemen sederhana, mengendarai mobil pribadi yang sudah tua, dan tak pernah lupa membawa bekal makan siang yang di buat oleh sang istri. Namun komitmennya terhadap negara dan rakyatnya demikian kuat. Tak gentar di ancam oleh siapapun, karena Ia yakin ALLAH akan menolongnya. Subhanallah...

Umar bin Abdul Aziz, mematikan lentera yang menyala di kantornya ketika di datangi oleh sang anak, hanya karena sang anak tidak mendatanginya sehubungan dengan urusan dinas. Minyak yang di pakai untuk menyalakan api lentera itu di biayai oleh negara. Adakah pemimpin sekarang yang melakukan hal seperti ini ?

Siapapun yang menjadi pemimpin, ingatlah bahwa ketika mereka di sumpah sesungguhnya mereka tidak hanya sekedar bersumpah di hadapan manusia, namun juga di hadapan ALLAH sang pemilik Kekuasaan. ALLAH yang akan menagih janji mereka bila tidak di penuhi. Sayangnya banyak dari para calon pemimpin itu yang mungkin tidak mengingat hal tersebut. Mengumbar janji pada saat kampanye hanya sekedar menggalang dukungan, namun lalai ketika melaksanakannya. Padahal tidak satupun kepemimpinan yang tidak dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat.

Bangga bila berhasil di pilih menjadi pemimpin, namun sebenarnya ia lupa bahwa pada saat itu pula seonggok beban yang amat berat sedang di bebankan di pundaknya. Bila ia mampu mengembannya dengan baik amanah itu, surga lah tempat ia kembali, namun bila tak mampu mengembannya dan membuat rakyatnya semakin sengsara, ALLAH akan membalas semua itu dengan pantas. Mulailah berpikir jauh kedepan sebelum mengajukan diri menjadi pemimpin. Siapkah kita mendapat azab ALLAH bila tak mampu mengemban amanah berat itu ? Allahu'alam bi shawab ...

Minggu, 13 April 2008

Orang Miskin Dilarang Sakit !!


Orang miskin dilarang sakit ! Karena sakit itu mahal !!
Duuuuuuh hati ini seperti di iris - iris ketika mendengar celoteh dan ungkapan itu.
Bagaimana tidak ....
Sekalipun aku berkeras mengatakan hal itu tidak benar, namun kenyataannya itu lah yang banyak terjadi saat ini ! Itulah kenyataan yang ada di lapangan ...

Kenapa ? Kenapa mereka yang tidak punya uang tidak di layani ?
Kenapa jumlah uang mempengaruhi pelayanan ? Kenapa ? Kenapa ?

Dapatkah kita bayangkan bila berada di pihak mereka ?
Dapatkah kita rasakan bila kita adalah mereka ?
Bagaimana bila hal serupa menimpa keluarga kita ?
Tidak di layani, harus mengurus administrasi yang begitu ruwet, bertele - tele, dan harus 'nrimo' di rawat seadanya. Ternyata uang sudah menjadi segalanya.

Bukan mereka yang ingin sakit ! Mereka juga ingin selalu sehat ...
Tapi kenapa mereka tidak di perlakukan dengan semestinya ?
Seringkali mereka yang tidak mampu membayar harus mau menelan pil kekecewaan ketika di tolak dari Rumah Sakit karena alasan administrasi dan keuangan.
Masya ALLAH sepenting itu kah proses administrasi hingga mengabaikan nyawa manusia ?

Suatu ketika seorang Ibu Hamil datang ke sebuah rumah sakit mewah diantar oleh seorang laki - laki yang mengaku hanya sekedar menolongnya karena si Ibu adalah korban tabrak lari. Kedua nya di tolak hanya karena biaya dan ketidak jelasan status. Sementara si Ibu sudah dalam keadaan gawat karena kandungannya sudah harus segera di tolong. Darah mengalir deras dari bagian selangkangannya, suatu pertanda tidak bagus bila tidak segera di tolong. Untungnya seseorang berbaik hati menyelesaikan semuanya sehingga ibu dan anaknya dapat segera tertolong.

Banyak kasus lain yang sama, dengan berat hati harus mau kembali dan menelan kepahitan di tolak. Mereka tidak punya cukup uang untuk membayar dokter dan menebus obat. Kasihan sekali mereka ...

Lebih kasihan lagi mereka yang sebenarnya mampu berbuat banyak namun tidak melakukan apapun untuk saudara - saudaranya.
Mereka yang di beri kemampuan untuk menolong sesamanya tetapi tidak tergerak untuk melakukannya
Mereka yang di sumpah untuk melakukan yang terbaik menyelamatkan nyawa manusia, tapi mengabaikan isi sumpah itu demi rupiah yang tidak di bawa mati !

Sudah matikah hati kita ?
Tidak ada lagi kah rasa iba melihat penderitaan mereka ?
Ketika seorang yang papa harus menjalani operasi dengan biaya yang tidak sedikit, mereka memilih untuk tetap tinggal di rumah, sampai ada orang yang iba melihatnya dan mencari donasi untuk operasi tsb. Komponen terbesar dari sebuah operasi adalah biaya dokter dan obat ! Bila para dokter mau mengikhlaskan bagiannya untuk membantu mereka dan meresepkan obat - obat generik yang sama mutu dan khasiatnya, pastilah mereka dapat tertolong. Lebih banyak yang bisa tertolong.

Sekalipun saya tau, masih banyak dokter - dokter mulia yang tak mau di bayar, bahkan mereka yang mengeluarkan biaya untuk para pasiennya. Sayangnya jumlah mereka tidak banyak.

Kenapa rupiah melenakan kita ?
Kenapa rupiah mampu membutakan mata hati kita ?
Kenapa kita di kuasai nya ?

Ya ALLAH, inilah Sumpahku,

Sumpah Dokter Indonesia

Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan ber­moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;

Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja­an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke­dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper­taruhkan kehormatan diri saya.

Ya ALLAH, sumpah ini sekarang hanya sekedar sebuah ritual belaka. Yang memang harus di ucapkan demi sebuah atribut keduniawian. Tapi dalam melaksanakan tugas, seringkali di lupakan dan di abaikan.

Seringkali orang enggan pergi memeriksakan diri ke dokter ketika sakit, hanya karena dokter yang tidak ramah, ongkos yang mahal, dan semua keengganan lain. Kenapa ? Kenapa dokter selalu identik dengan ongkos dan obat yang mahal ? Duuuuh ... padahal tidak semestinya begitu...

Boleh saja Ibu Menteri menolak ungkapan ORANG MISKIN DILARANG SAKIT dengan menginstruksikan setiap rumah sakit agar menerima pasien dari kalangan miskin. Namun kenyataannya Ibu menteri sepertinya harus lebih sering SIDAK !

Bahkan ada beberapa komentar ... kalo mau murah ke puskesmas jangan ke dokter atau rumah sakit. Semakin menegaskan bahwa mereka yang tidak punya uang tidak boleh sakit !





Jumat, 11 April 2008

Maaaam, Manda kangeeeen ....

mom_hug.jpg

Satu Rindu

Hujan kau ingatkan
Tentang satu rindu
Di masa yang lalu

Saat mimpi masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan
kau ibu Oh Ibu

Allah Ijinkanlah aku bahagiakan dia
Meski dia tlah jauh

Biarkanlah aku berarti untuk dirinya
Oh Ibu

Lagu ini bikin manda kangeeeeeeeeeeen banget sama Mama

Mam, Manda sayaaaaaaang banget sama Mama…

Manda selalu ingin kembali ke masa kecil

Manda selalu rindu bisa bobo di sampingmu

Di peluk, di cium sambil mama bisikan kata – kata ajaib

Yang selalu bisa bikin manda selalu bersemangat … I Love U manda …

Seketika itu juga aku pasti akan langsung memeluk mu dan menciummu

Mama…

Manda kangen

Kalau ada satu keinginan yang selalu ingin manda wujudkan

Itu adalah menghabiskan waktu berhari – hari dengan mu

Menggantikan waktu yang dulu terlewati tanpamu

Menggantikan keinginanku untuk dapat melewati waktu

Dengan bermain bersamamu

Mama …

Doakan manda selalu ya

Manda tau tanpa manda minta, hal itu pasti mama lakukan

Karena aku adalah anak mama satu – satunya

Doakan manda sehat selalu

Agar mampu berbuat sesuatu yang dapat memberikan kebanggaan untukmu

Doakan manda agar selalu dekat denganNYA

Agar manda mampu menjadi anak solehah

Yang kelak di ijinkan olehNYA memohonkan ampunan untukmu dan Papa

Dan seperti cita – cita Papa …

Kelak kita kembali di kumpulkan bersama di Syurga NYA

Terima kasih ya Ma …

Telah membuat hidupku jadi lebih berarti

Telah menempaku menjadi gadis yang kuat

Juga untuk semua yang ku dapat sepanjang hidupku

Keceriaan

Kebahagiaan

Kebanggaan

Kenyamanan

Dan semua yang coba mama curahkan untuk membahagiakanku

Sekalipun satu hal yang selalu ku benci saat itu …

Aku selalu hanya punya sedikit waktu untuk berdekatan denganmu

Manda selalu iri dengan teman – teman yang mamanya tinggal di rumah

Tapi akhirnya manda tau

Mama adalah SUPER MOM

Di antara kesibukanmu, mama tak pernah lupa seluruh jadwal lesku

Mama tak pernah sekalipun terlambat menjemputku pulang sekolah

Dan selalu ada cerita pengantar tidur untuk manda kecil yang nakal…

Mama juga dengan segala usaha menyediakan waktu untuk melihat penampilanku

Di pentas drama sekolah

Guru private untuk math dan Biology ku

Dosenku yang handal untuk patologi dan ginekologi

Juga super chef untuk semua masakan kesukaanku

Yang selalu hafal semua lagu favoriteku

Yang selalu tau kapan aku sedang bĂȘte…

Lalu mendengarkan curhatku dan membuatku menjadi nyaman kembali

Maafin manda ya Mam..

Kalau manda kecil sering nakal dan selalu mencari perhatianmu

Semua ku lakukan karena rasa kehilanganku

Untuk bisa selalu bersamamu

Manda janji..

Insya ALLAH manda akan berikan yang terbaik untuk hidup ini

Agar dapat memberikan kebanggaan untukmu dan Papa

Agar Mama bisa dengan bangga mengatakan …. Dia anakku ….

Bantu manda dengan doa mama yang sangat mustajabah itu ya …

I LOVE YOU Mam….

With every single beat of my heart !

heartred.jpg

February 13, 2008

Rabu, 09 April 2008

... aku menangis ...

06 : 14 pm

... aku sedang asyik membaca lagi e-mail2 lamaku, ketika sebuah judul memancing perhatianku.
Judul yang pernah ku baca dan membuatku menangis. " Mandikan aku Bunda ... "
Kisah tentang seorang anak dari orang tua yang sangat sibuk.

Huuuuh ... hal yang sama pernah ku rasakan. Alhamdulillah sekalipun dengan situasi yang hampir sama, nasibku masih jauh lebih baik. Bahkan bisa di bilang sangat jauuuuh lebih baik. Karena mama, papa ku tidak pernah seharian penuh meninggalkanku. Dan aku masih punya nenek dan aki yang sangat sayang pada ku. Dan setiap kali pulang ke rumah, sepenat apapun beliau berdua selalu menyempatkan diri untuk tetap bermain dengan manda kecil yang rindu pada keduanya. Sebagai pengganti waktu yang terlewatkan.

Situasi seperti itu sekarang banyak terjadi di tengah - tengah kita.
Ayah yang sibuk dan ibu yang tak kalah sibuknya, tak menyisakan waktu untuk anak - anaknya.
Mereka mempercayakan pengasuhan dan pengawasan anak - anak itu pada baby sitter atau pengasuh yang di percaya. Tinggal menyediakan telpon selular untuk sang pengasuh agar pengawasan menjadi lebih mudah.

Tidak jarang mereka lebih sayang pada sang 'nanny' daripada kepada kedua orang tuanya.
Mereka lebih kehilangan bila sang nanny pulang di bandingkan ayah atau ibunya yang pergi.
Ironis memang, tapi itulah yang banyak terjadi saat ini.

Aaaahh... anak - anak itu dimanja dengan kenyamanan materi. Materi dianggap mampu menggantikan kekosongan hati sang anak. Materi dianggap manifestasi cinta kedua orang tuanya.
Padahal kebutuhan jasmani hanya sebagian kecil saja bila di bandingkan dengan kebutuhan akan kasih sayang, perhatian dan kedekatan emosi. Lihat saja hasilnya... Mereka menjadi anak - anak manis di rumah, tapi begitu keluar dari rumah mereka mempunyai kepribadian yang sangat berbeda.

Dulu, ketika aku duduk di bangku SMU aku banyak mendapati hal ini terjadi pada teman - temanku.
Mereka adalah produk dari orang tua yang sibuk. " Saya bekerja banting tulang seperti ini, buat siapa lagi kalau bukan buat keluarga. " Alasan klasik yang sering kita dengar. Sang Ibu pun tak kalah sibuk, dengan sengaja menyibukan diri menjadi wanita karier. Mungkin kalau untuk membantu suami menunjang perekonomian keluarga, saya masih dapat memahami alasan ini. Tapi bila keadaan ekonomi yang sudah sangat mapan lalu statement ini keluar sebagai alasan, rasanya saya tidak dapat menerimanya.

Buat apa lagi mengejar karier ? Bukankah karier sebagai ibu rumah tangga tidak kalah hebatnya ?
Bahkan penghargaan tertinggi bukan lagi di berikan oleh manusia bila sang ibu mampu menjadi Ibu rumah tangga teladan, tapi ALLAH sendiri yang akan memberikan pujianNya.
Bukankah anak - anak adalah amanah yang harus di pertanggung jawabkan ?
Dan bukan hal yang ringan mempertanggung jawabkan hal itu di hadapan sang PEMILIK.
Apalagi bila kemudian kejadiannya seperti di email yang saya baca.
Kita mengalihkan tanggung jawab kita kepada pengasuh. Padahal Ibu adalah Madrasah terbaik bagi anak - anaknya.

Haruskah kita menyesali sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi ?

Kamis, 03 April 2008

... TUKUL NORAK ...


09 : 35 pm

Tambah lama acara empatmata tambah ga mutu !
Apalagi Tukul yang tambah lama tambah norak ! Liat kelakuannya yang cari sensasi....
Duuuuh engga banget ! Tapi herannya, masih ada aja yang suka...

Tukul ...
Contoh sukses seorang yang merangkak dari bawah untuk meraih mimpinya
Bener, kita perlu acungin jempol untuk keuletannya
Tapi jadi ga simpati liat kelakuan di acara yang membawa namanya ke puncak populer.
Cipika - cipiki, duuuuh .... KoQ mau siy di cium Tukul ? hehehehe.... Astaghfirullah ! Maaf Mas Tukul. Bukan apa - apa, tau ga siy kalo dalam Islam, jangankan cium pipi, bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya aja ga boleh, apalagi cipika - cipiki !

Empat mata ga layak tonton kalo ku pikir...
Banyak hal yang ga layak di tayangin di sebuah acara yang banyak di tonton ini. Salah satunya ya cipika - cipiki itu tadi. Blom lagi kadang mengangkat tema yang nyerempet2 maksiat. Atau malah ngebahas kemaksiatan. Iya sih ... kadang dari lisan seorang Tukul keluar kata2 bijak menasehati. Tapi itu ga cukup untuk mencegah kemaksiatan yang ada. Trus liat juga gimana pendukung - pendukung acaranya, seperti penyanyinya atau Vega 'ngatini' dan kawannya itu.
Pakaiannya jahiliyah banget. Auratnya di umbar - umbar... Sayangnya bukannya malu malah bangga !

Tukulnya juga NORAK banget ! sekali lagi maaf mas ! Dalam beberapa penayangan, TUKUL memaksa mencium bintang tamu nya yang perempuan. Norak .... Norak ... banget !
Kebayang ga siy kalo hal yang sama dilakukan orang terhadap anaknya Tukul yang juga perempuan. Ga salah kalo nanti anaknya di perlakukan dengan sama, karena ulah bapaknya. Duuuuh...., inget itu dunkz mas ... anakmu itu perempuan loh !

Trus, Tukul juga Norak banget saat berhadapan dengan bintang tamu perempuan yang punya tubuh molek. Mata yang nanar, celoteh - celoteh nakalnya ! walaupun aku juga prihatin sama bintang tamunya... Qo mau siy di lecehkan begitu rupa ??

Prihatinnya lagi, dalam tayangan itu lebih banyak lontaran hinaan yang di balut becanda. Tapi tetep aja ga enak di denger. Saling menghina satu sama lain. Tukul yang paling sering dihina dengan segala bentuk hinaan. Gimana bisa, sebuah hinaan di anggap hal biasa ? Kita semua banyak yang lupa dengan ajaran Nabinya ! Bukankah menghina makluknya sama artinya dengan menghina sang PENCIPTA ? apapun alasannya...

Pokoknya Tukul tambah norak !
Jangan di tonton, jangan di dukung, jangan di tertawakan karena emang ga lucu...

Rabu, 02 April 2008

Duuuuh .... Aku resah ...


03:28 pm

Duuuuh .....
Di milis aku dapat postingan tentang banyaknya balita yang mengalami gizi buruk dimana - mana.
Mereka bilang itu dosa berjama'ah ...
Mereka bilang kita ikut berkontribusi terhadap kenyataan menyedihkan itu

Iya bener !
Kita berkontribusi dengan banyaknya balita yang mengalami gizi buruk
Kita juga berkontribusi dengan kemiskinan yang makin meningkat
Juga untuk kejahatan yang makin marak akhir - akhir ini
Dengan kemaksiatan yang menjadi - jadi

Huuugh !!
Kebanyakan dari kita cuma bisa berkomentar ... " kasian ya ... ", " ya ampun...", atau komentar - keprihatinan lainnya tanpa berbuat.
Kebanyakan dari kita cuma bisa menggeleng - gelengkan kepala tanda prihatin ketika melihat kenyataan itu.
Kebanyakan dari kita cuma bisa tertegun

PERCUMA !
karena itu sama sekali tidak menyelesaikan persoalan
itu tidak membantu sama sekali.
Yang mereka butuhkan adalah tindakan nyata
Mereka butuh bantuan kita

Bayi - bayi yang mengalami gizi buruk, perlu kita bimbing orang tuanya dengan pengetahuan yang cukup tentang makanan sehat yang tidak mahal dan terjangkau dengan keuangan mereka. Atau seandainya kondisi mereka sangat papa, kita bisa membantu mereka menyediakan susu dan makanan bergizi lainnya untuk sang bayi, Sambil memberi modal keahlian dan modal materi tertentu untuk bisa mendapatkan penghasilan yang bisa di gunakan untuk menghidupi keluarga mereka.

Mereka yang terlibat kejahatan juga ga jauh - jauh dari masalah kemiskinan
Perut anak dan istrinya atau anggota keluarga yang lain tetap perlu di isi, tapi penghasilan ga ada. Keahlian lain ga punya, jadi paling gampang ya mencuri, merampok, menipu dll. Abis mau kerja apa ? Yang tadinya punya kerjaan, tiba - tiba di phk, atau kehilangan kerjaan karena alasan yang bermacam - macam. Akhirnya nganggur. Haree genee cari kerja ?
Buat mereka yang sempet sekolah tinggi aja, susah cari kerja. Apalagi mereka yang ga punya basic sekolahan. Kalo ga punya keahlian tertentu susah untuk survive...
Ada kalanya mereka mau yang gampang dan cepet kaya ...
Ada kalanya mereka lebih suka yang instan

Kemaksiatan juga makin menjadi - jadi
Coba deh liat acara tv, sinetron yang makin ga ngedidik.. (diet TV yuuuk !)
mereka yang cari rizki dengan mengundang syahwat lewat goyangan yang macem2 jenisnya, ngeborlah, gergaji, patah - patah dll malah makin di minati...
Kalo di protes ato di ingetin katanya itu bukan urusan kita, jangan mencampuri urusan orang lain dll. Kalo di ingetin oleh organisasi keagamaan katanya jangan bawa - bawa agama.
Padahal sebagai sesama muslim kita diwajibkan untuk saling mengingatkan !
Sayangnya sebagian besar dari mereka justru beragama ISLAM !
Sayangnya mereka ga menyadari dampak dari kelakuan mereka. Tau ga mereka kalo akibat dari kelakuan mereka, di luar sana perkosaan makin marak aja... bahkan ada yang di lakukan oleh anak di bawah umur ! Syahwat memang dasyat ! Blom lagi banyak hal lain yang erat kaitannya dengan tempat - tempat hiburan yang syarat dengan maksiat ! Bisa apa kita ?
Ketika sebuah organisani massa melakukan tindakan memberantas tempat - tempat maksiat, kita justru mengecam tindakan mereka.


Demi saudara - saudara kita, apa sih yang bisa kita kerjakan ? ...
karena sebenarnya mereka juga tanggung jawab kita
Bukankah Nabi berpesan, bahwa jangan sampai ada tetangga kita yang kelaparan, kedinginan dan bodoh ...
Bukankah Nabi juga berkata bahwa sedekah pembuka pintu solusi dari semua permasalahan kita ?

Tindakan nyata yang mereka butuhkan
Bukan bahasan berkepanjangan yang sekedar bahasan tanpa tindak lanjut
Ga perlu bergabung dengan partai untuk membantu
karena mereka memerlukan bantuan kita segera
mereka juga bukan perlu bantuan yang sifatnya donasi
karena itu tidak mendidik...
Ibarat memancing jangan di kasih ikan, tapi pancing dan kailnya