Rabu, 21 Mei 2008

... Mengambil hikmah di setiap kejadian ...


... Tidak ada satu kejadian di muka bumi ini yang terjadi tanpa ijinNya, dan di balik kejadian tersebut pasti ada pesan yang ingin ALLAH sampaikan pada kita ...

Begitulah kira - kira cara Allah 'berbicara' pada hambaNya. Setiap hari selalu saja ada yang disampaikan Allah pada kita, hanya kita saja yang enggan memperhatikan dan mengambil hikmah.

Tadi pagi, sahabat saya menelpon untuk suatu urusan. Di akhir pembicaraan dia menyampaikan suatu harapan yang sangat dalam maknanya... " Semoga kenaikan harga BBM tidak menimbulkan dampak yang buruk ya."

Kayanya tidak mungkin. Seperti yang kita lihat akhir - akhir ini di media, banyak kejadian yang menyambut kenaikan BBM. Dan semua kejadian itu kejadian yang tidak menyenangkan. Ibu yang meracuni anak - anaknya karena kemiskinan. Demo dimana - mana dan sebagian menggunakan kekerasan untuk menyampaikan aspirasinya.


Duuuuuh .... padahal saya membaca pesan yang lain ...
Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa tiada satu kejadian yang terjadi tanpa ijinNya, krisis inipun terjadi dengan ijinNya. Dan ada pesan yang ingin Allah sampaikan pada kita semua. Pasti Allah tidak semata - mata memberikan krisis ini sebagai ujian. Allah ingin kita berbuat sesuatu, mencoba belajar mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang di berikanNya.

Ada pesan apa di balik krisis yang terjadi kali ini ?

Coba lihat di sekeliling kita. Begitu banyak pengangguran yang terjadi, begitu banyak perut - perut lapar yang menangis minta di isi, begitu banyak anak - anak usia sekolah yang turun ke jalanan. Begitu besar kesenjangan yang terbentang antara si miskin dan si kaya. Mobil mewah semakin memadati jalan, namun anehnya mereka juga yang ikut berteriak ketika harga BBM akan di naikan. Sungguh aneh, mampu membeli mobil mewah namun gelisah masalah bbm. Harusnya itu tak lagi menjadi masalah...

Rumah mewah bertebaran dimana - mana dan laku bak kacang goreng. Mall penuh dengan mereka yang senang menghabiskan rupiahnya dengan kemewahan. Kadang beberapa barang yang di belanjakannya tidak terlalu di perlukan. Namun demi gengsi dan alasan lain toh tetap juga di beli. Lihat juga bagaimana penuhnya resto yang bertebaran dimana - mana, yang murah ataupun mahal di padati pengunjung.

Di tempat yang lain ada seorang Ibu yang meracuni anaknya sendiri karena tak kuat lagi berada dalam kemiskinan. Seorang ayah yang nekad mencuri atau merampok karena tak tau lagi harus dengan apa memberi nafkah bagi
keluarganya. Anak - anak yang di paksa untuk ikut bekerja dan meninggalkan bangku sekolahpun tidak sedikit jumlahnya. Mereka yang terpaksa menahan lapar atau paling beruntung bisa makan sekalipun dengan nasi aking. Lihat juga bayi - bayi yang mengalami gizi buruk. Rasanya saya sudah tidak sanggup lagi memaparkan fakta menyedihkan yang ada di sekeliling kita.

Berapa banyak dari kita peduli ? Berapa banyak dari kita yang kemudian bergerak melakukan sesuatu ? Karena mereka menunggu uluran tangan kita, bukan belas kasihan dan tatapan prihatin. Itu sebenarnya yang ingin Allah sampaikan pada kita. Allah ingin mengingatkan kita, bahwa kita yang di titipi rizki berlebih, kita yang diberi kelebihan dalam segala hal dan kita yang di berikan kesempatan
untuk bisa sekolah tinggi, punya tanggung jawab untuk memikirkan saudara - saudaranya yang kurang beruntung itu.

Tidak hanya sekedar memikirkannya, namun berbuat sesuatu demi kehidupan yang lebih baik bagi mereka. Bukankah Allah menitipkan rizki orang lain di setiap rizki yang kita terima ? Bukannya kita memang wajib mengeluarkan hak orang lain demi keberkahan rizki yang akan kita nikmati ?

Sayang, masih banyak dari kita yang enggan mengeluarkannya. Mereka fikir itu adalah hak dari jerih payah yang sudah mereka lakukan selama ini. Kalau mereka miskin itu tidak lebih dari kesalahan mereka sendiri. Malas, kurang berpendidikan dan tak memiliki kemahiran khusus yang bisa di jual.

Taukah kita bahwa Allah sering menguji kita lewat perantara orang lain ?
Ia ingin tau seberapa besar kita mampu mempertanggung jawabkan amanah yang Dia berikan. Mereka yang miskin, papa, dan kurang berilmu sebenarnya di titipkan Allah pada kita. Mereka adalah tanggung jawab kita. Kita lah yang harus mampu membuat mereka menjadi lebih makmur dan pandai. Bukankah kemiskinan dan kebodohan mendekatkan mereka kepada kekafiran ?

Kejadian - kejadian menyedihkan yang coba saya paparkan diatas, sedikit banyak adalah kontribusi dari kita juga. Kita yang tidak peduli terhadap kesulitan mereka, kita yang tak mau berbuat sesuatu dan kita yang enggan berbagi kebahagiaan dengan mereka, menjadi jalan bagi kematian yang sia - sia tersebut, kejahatan yang mereka lakukan dan kebodohan yang dialami oleh anak - anak tersebut.

Sudah waktunya kita berbuat sesuatu, Allah menurunkan semua kejadian ini bukan tanpa maksud. Allah ingin kita mulai kembali mendekat padaNya dan percaya HANYA padaNya dalam segala hal.Dan pesan utama yang coba Ia sampaikan pada kita adalah kepedulian kita pada sesama. Harta yang berlimpah tidak membuat kita menjadi lebih mulia di hadapanNya bila tidak di keluarkan di jalan Allah. Harta yang berlimpah juga tidak akan kita bawa ketika kita meninggalkan dunia ini. Banyak orang yang sangat mendewakan hartanya, dan enggan berbagi dengan sesamanya.

Bukankah kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kita bisa menjadi jalan rizki bagi orang lain, dan menjadi jalan kebahagiaan bagi orang lain. Mendistribusikan rizki yang Allah beri di jalanNya dan dengan cara yang disukaiNya. Insya Allah akan menjadi rizki yang barakah dan pahala yang luar biasa besar di siapkan Allah untuk menemani kita di kubur nanti, saat kekasih, teman, saudara, orang tua, bahkan harta tak lagi berarti.

... Genggamlah dunia di tanganmu, bukan di hatimu ...

Selamat berbuat dan meraih pahala yang tiada putus.Suatu kebahagiaan yang tak ternilai ketika melihat mereka yang tadinya menangis, kemudian tersenyum. Melihat mereka menjadi pandai dan berprestasi dan membanggakan. Apakah kita tidak ingin mengecap kebahagiaan itu ?