Minggu, 13 April 2008

Orang Miskin Dilarang Sakit !!


Orang miskin dilarang sakit ! Karena sakit itu mahal !!
Duuuuuuh hati ini seperti di iris - iris ketika mendengar celoteh dan ungkapan itu.
Bagaimana tidak ....
Sekalipun aku berkeras mengatakan hal itu tidak benar, namun kenyataannya itu lah yang banyak terjadi saat ini ! Itulah kenyataan yang ada di lapangan ...

Kenapa ? Kenapa mereka yang tidak punya uang tidak di layani ?
Kenapa jumlah uang mempengaruhi pelayanan ? Kenapa ? Kenapa ?

Dapatkah kita bayangkan bila berada di pihak mereka ?
Dapatkah kita rasakan bila kita adalah mereka ?
Bagaimana bila hal serupa menimpa keluarga kita ?
Tidak di layani, harus mengurus administrasi yang begitu ruwet, bertele - tele, dan harus 'nrimo' di rawat seadanya. Ternyata uang sudah menjadi segalanya.

Bukan mereka yang ingin sakit ! Mereka juga ingin selalu sehat ...
Tapi kenapa mereka tidak di perlakukan dengan semestinya ?
Seringkali mereka yang tidak mampu membayar harus mau menelan pil kekecewaan ketika di tolak dari Rumah Sakit karena alasan administrasi dan keuangan.
Masya ALLAH sepenting itu kah proses administrasi hingga mengabaikan nyawa manusia ?

Suatu ketika seorang Ibu Hamil datang ke sebuah rumah sakit mewah diantar oleh seorang laki - laki yang mengaku hanya sekedar menolongnya karena si Ibu adalah korban tabrak lari. Kedua nya di tolak hanya karena biaya dan ketidak jelasan status. Sementara si Ibu sudah dalam keadaan gawat karena kandungannya sudah harus segera di tolong. Darah mengalir deras dari bagian selangkangannya, suatu pertanda tidak bagus bila tidak segera di tolong. Untungnya seseorang berbaik hati menyelesaikan semuanya sehingga ibu dan anaknya dapat segera tertolong.

Banyak kasus lain yang sama, dengan berat hati harus mau kembali dan menelan kepahitan di tolak. Mereka tidak punya cukup uang untuk membayar dokter dan menebus obat. Kasihan sekali mereka ...

Lebih kasihan lagi mereka yang sebenarnya mampu berbuat banyak namun tidak melakukan apapun untuk saudara - saudaranya.
Mereka yang di beri kemampuan untuk menolong sesamanya tetapi tidak tergerak untuk melakukannya
Mereka yang di sumpah untuk melakukan yang terbaik menyelamatkan nyawa manusia, tapi mengabaikan isi sumpah itu demi rupiah yang tidak di bawa mati !

Sudah matikah hati kita ?
Tidak ada lagi kah rasa iba melihat penderitaan mereka ?
Ketika seorang yang papa harus menjalani operasi dengan biaya yang tidak sedikit, mereka memilih untuk tetap tinggal di rumah, sampai ada orang yang iba melihatnya dan mencari donasi untuk operasi tsb. Komponen terbesar dari sebuah operasi adalah biaya dokter dan obat ! Bila para dokter mau mengikhlaskan bagiannya untuk membantu mereka dan meresepkan obat - obat generik yang sama mutu dan khasiatnya, pastilah mereka dapat tertolong. Lebih banyak yang bisa tertolong.

Sekalipun saya tau, masih banyak dokter - dokter mulia yang tak mau di bayar, bahkan mereka yang mengeluarkan biaya untuk para pasiennya. Sayangnya jumlah mereka tidak banyak.

Kenapa rupiah melenakan kita ?
Kenapa rupiah mampu membutakan mata hati kita ?
Kenapa kita di kuasai nya ?

Ya ALLAH, inilah Sumpahku,

Sumpah Dokter Indonesia

Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan ber­moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;

Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja­an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke­dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper­taruhkan kehormatan diri saya.

Ya ALLAH, sumpah ini sekarang hanya sekedar sebuah ritual belaka. Yang memang harus di ucapkan demi sebuah atribut keduniawian. Tapi dalam melaksanakan tugas, seringkali di lupakan dan di abaikan.

Seringkali orang enggan pergi memeriksakan diri ke dokter ketika sakit, hanya karena dokter yang tidak ramah, ongkos yang mahal, dan semua keengganan lain. Kenapa ? Kenapa dokter selalu identik dengan ongkos dan obat yang mahal ? Duuuuh ... padahal tidak semestinya begitu...

Boleh saja Ibu Menteri menolak ungkapan ORANG MISKIN DILARANG SAKIT dengan menginstruksikan setiap rumah sakit agar menerima pasien dari kalangan miskin. Namun kenyataannya Ibu menteri sepertinya harus lebih sering SIDAK !

Bahkan ada beberapa komentar ... kalo mau murah ke puskesmas jangan ke dokter atau rumah sakit. Semakin menegaskan bahwa mereka yang tidak punya uang tidak boleh sakit !





1 komentar:

Anonim mengatakan...

kata simbahku " zamane wis maju akeh wong pinter tapi keblinger,lan akeh wong pinter tapi ora ngerti kepinterane "

wong pinter kalo gak ngerti agama, koyo numpak sepeda motor bannya cuma siji.

ukhti... smg artikel ini membawa maslahah, dan bermanfaat bg Qt semua. Amiin